Si Kembar dan Harta Karun
Sinopsis :
Di sebuah desa, ada dua anak kembar yang bernama Rahman dan Rahmat. Rahman sangat menyukai warna hijau dan Rahmat sangat menyukai warna biru. Mereka sering bermain dan berlatih bela diri di dalam hutan. Rahman selalu membawa tas yang berisi perlengkapan dan perbekalan saat mereka ke dalam hutan. Suatu hari saat mereka asyik berjalan di dalam hutan, tiba-tiba Rahmat terjatuh ke dalam lubang yang dalam. Rahman ingin menolongnya, akan tetapi batang pohon pun tak dapat menggapainya. Saat di dalam lubang, Rahmat melihat ada sebuah pintu. “Man turunlah kemari, disini ada sebuah pintu,” ujarnya. “Tidak! Lubang itu sangat dalam. Hari sudah semakin gelap. Akan ku ambilkan tali di dalam tas ku. Tunggulah sebentar!” jawab Rahman. “Berpeganglah pada tali yang ku lempar ini! Aku akan menarikmu.” perintah Rahman. “Terima kasih Man, karena sudah membantuku,” ucap Rahmat. “Sama-sama Mat. Ayah kan selalu berpesan kalau kita bersatu saling membantu maka masalah apapun akan terselesaikan,” ucap Rahman. Keesokan harinya, Rahmat mengajak Rahman menyusuri hutan. Tiba-tiba mereka menginjak tumpukan kayu. “Bukankah ini tempat aku jatuh kemarin?”, tanya Rahmat. “Benar, lihat pohon itu! Ada bekas tali yang kugunakan untuk menarik mu.” jawab Rahman. “Ayo cepat, kita angkat kayu-kayu ini Man!” ajak Rahmat. Setelah kayu-kayu itu diangkat, benar saja mereka menemukan lubang tersebut. “Loh, kenapa ada tangga di dalam lubang ini?” seru Rahman. “Ayo kita turun Man! Siapa tau kita menemukan harta karun,” ajak Rahmat penuh semangat. Setelah mereka menuruni tangga dan membuka pintu, merekapun terkejut. “Wah, emasnya banyak sekali! Ada brankas pula,” ucap Rahmat kagum. “Kamu benar Mat! kita menemukan harta karun,” balas Rahman. Tiba-tiba terdengar suara seseorang menuruni tangga. “Mat, sepertinya ini bukan tempat harta karun,” bisik Rahman. “Hey, siapa kalian! Beraninya datang ke markas ku,” ucap seorang Pria. “Iya, memang kami adalah si Kembar Pemberani! Kami tidak takut pada orang jahat sepertimu,” ucap Rahmat kepada Pria tersebut. “Hahahaha…., aku memang jahat! Susah payah aku merampok di kota untuk mengumpulkan emas-emas ini,” ucap Pria itu. Ketika Pria itu lengah, Rahman segera menendang batu yang ada di depannya. Dan Rahmat pun bergegas mengambil kayu dan memukul kepala perampok itu. “Rasakan ini….!” ucap si Kembar pemberani. Setelah perampok itu pingsan, Rahman dan Rahmat bergegas ke desa untuk meminta bantuan kepada warga dan melaporkannya kepada Kepala Desa. Akhirnya perampok tersebut berhasil diringkus oleh warga desa. Kepala Desa meyerahkan perampok tersebut kepada pihak Kepolisian. Rahmat dan Rahman mendapat penghargaan atas keberaniannya melawan perampok dan menemukan markasnya. Perampok tersebut merupakan buronan pihak Kepolisian yang sudah lama dicari. Setelah kejadian tersebut, Rahmat dan Rahman sangat dikagumi oleh warga desa dan anak-anak di desa nya atas keberaniannya melawan perampok tersebut.
=========================================
SPESIFIKASI | |
Penulis | Muhammad Azka Alfatih |
Penerbit | INDOCAMP |
Jumlah Halaman | 16 Halaman |
Ukuran | 28 x 20 cm |
ISBN | (Masih dalam proses) |
Buku ini juga tersedia di Marketplace
Shopee : INDOCAMP